Sabtu, 19 November 2011

PENGERTIAN & UNSUR DESAIN GRAFIS:


              
Desain Grafis adalah suatu proses pemikiran yang diwujudkan dalam gambar (grafis). (Endang Endratman, S.T., 2008)

Penyamaan persepsi:
Grafis Grafik

Istilah grafik telah dipakai untuk suatu bentuk grafis yang menghasilkan informasi data yang dalam Bahasa Inggris disebut CHART.

Grafis berkaitan erat dengan VISUAL. Sesuatu yang tampak dapat dilihat oleh mata.

Fungsi Desain Grafis

Sabtu, 12 November 2011

Senin, 07 November 2011

ASAL-USUL SONDOKORO






 

Menurut legenda Padepokan Padas Plapar memiliki beberapa murid diantaranya bernama Sondo dan Koro, mereka berdua berguru untuk mempelajari ilmu tingkat tinggi. Setelah menamatkan ilmunya, mereka kembali ke desa asal masing-masing yang berjarak tidak cukup jauh. Sementara itu diseberang hutan belantara yang tidak jauh dari desa mereka, hiduplah seorang tumenggung bernama Tumenggung Joyo Lelono yang gemar berburu di hutan. Pada suatu saat beliau sedang memburu seekor kijang. Beliau kemudian bertemu Kyai Sondo yang mempunyai gadis bernama Widowati yang sangat menawan hati Tumenggung. Kemudian Tumenggung Joyo Lelono melamar putri Kyai Sondo. Kyai Sondo menyetujuinya dan berjanji akan menikahkan anaknya dengan Tumenggung pada hari Senin Legi.

MENGATASI MASALAH DALAM MEMBACA CEPAT


Metode membaca cepat memberi banyak keuntungan bagi setiap orang. Dengan membaca cepat kita bisa mengetahui seluruh isi buku dalam waktu yang singkat. Hal ini sangat menguntungkan bagi kita yang memerlukan banyak informasi, namun tidak memiliki waktu yang banyak untuk membaca.
Untuk bisa membaca cepat, ada teknik-teknik khusus yang harus dikuasai. Memang tidak semua orang akan langsung mahir untuk membaca cepat. Keterampilan ini membutuhkan latihan yang mungkin bisa sampai berulang-ulang agar seseorang dapat menguasai teknik-teknik yang tepat dalam membaca cepat. Latihan-latihan ini dipandang penting untuk dilakukan karena biasanya seseorang yang baru pertama kali belajar membaca cepat akan menemui beberapa masalah yang bisa menjadi penghambat dalam membaca cepat.
Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki seseorang dalam membaca pun secara tidak sadar bisa menjadi penghambat untuk bisa membaca dengan cepat. Kebiasaan-kebiasaan yang biasanya sudah dimiliki selama bertahun-tahun ini di antaranya:

KRATON YOGYAKARTA


KEBERADAAN KERATON YOGAYAKARTA DI ERA SEBELUM REFORMASI
Pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia keraton berfungsi sebagai
a.       Sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya
b.      Sebagai pusat pemerintahan
c.       Sebagai pusat kebudayaan dan pengembangannya
Keraton Yogyakarta yang bangunannya menempati kawasan seluas 14.000 meter pesegi itu mempunyai arti yang sangat penting. Pertama, keraton Yogyakarta merupakan simbol eksistensi kerajaan Mataram yang kejayaannya masyur di jaman dulu. Berdasar perjanjian Giyanti (1755), Kasultanan Yogyakarta merupakan penerus sah kerajaan Mataram.
Kedua, keraton atau keratuan (ke-ratu-an) atau dalam bahasa Jawa kedhaton, adalah tempat tinggal raja dan tempat bersemayam raja. Kalau rakyat hendak menghadap raja, mereka harus datang ke keraton ini. Pada masa silam, para wakil kawulo (rakyat) harus berbusana putih-putih dan berjemur di alun-alun keraton untuk menghadap raja (tradisi laku pepe).
Ketiga, keraton merupakan pusat pemerintahan politis. Wilayah kekuasaan kasultanan diklasifikasi menurut konsep lapisan konsentris trimandala praja. Lapisan terdalam yang merupakan wilayah pusat kerajaan disebut nagara. Ini adalah ibukota kerajaan yang menjadi tempat tinggal raja dan para pejabat penting. Pusat nagara adalah keraton. Lapisan kedua disebut wilayah nagaragung, yaitu daerah-daerah sekitar kota (ommanlanden). Lapisan ketiga disebut wilayah monconagara, yaitu daerah-daerah yang jauh (buiten-gawesten).
Keempat, keraton Yogyakarta adalah pusat kebudayaan Jawa. Dari sinilah kebudayaan Jawa dikembangkan, ditularkan, dan diwariskan. Keraton mempunyai ahli-ahli budaya dan para pujangga. Raja yang arif seperti HB I adalah pencipta dan pengembang kebudayaan yang kreatif. Ia mewariskan pemikiran-pemikiran filosofis dan juga karya-karya seni.
Kelima, keraton adalah pusat kerohanian (spiritualitas). Raja adalah seorang panatagama atau kalifatulah, yaitu seorang pemimpin agama. Keraton Yogyakarta juga merupakan pusat kekuatan magis yang terhubung dengan garis lurus mistis dengan kekuatan spiritual gunung Merapi di sebelah utara dan kekuatan spiritual samudera Hindia (kerajaan Nyai Roro Kidul) di sebelah selatan.
Wibawa keraton sebagai pusat eksistensi Mataram, pusat kekuatan politis, pusat budaya, dan pusat spiritualitas masih terasa sampai sekarang. Ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX mangkat (3 Oktober 1988), ratusan ribu rakyat membanjiri ke keraton. Seluruh Yogyakarta berkabung. Pemerintah RI menetapkan tujuh hari berkabung nasional. Gejala-gejala spiritual pun terjadi. Saat itu, di langit muncul pelangi putih aneh yang dipercaya sebagai tanda kematian (teja bathang). Saat jenazah HB IX disemayamkan, hujan aneh turun di Yogyakarta. Hujan aneh juga tumben turun di Washington D.C. (Amerika Serikat) pada hari meninggalnya HB IX di rumah sakit yang ada di kota metropolitan itu. Dahulu, saat HB VIII wafat (22 Oktober 1939), mendadak petir (halilintar) meledak di langit Yogyakarta yang cerah. Menurut buku Babad Tanah Jawi, gunung-gunung meletus pada hari wafatnya Sultan Agung.

B.     KEBERADAAN KERATON YOGYAKARTA DI ERA SETELAH KEMERDEKAAN
 Pasca Proklamasi Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, dari sejarah Perang Kemerdekaan [1945 – 1949] memang tercatat bahwa selain secara fisik sebagai ibukota Republik Indonesia [6 Januari 1946 – 27 Desember 1949], Jogjakarta khususnya Keraton Jogjakarta adalah juga benteng terakhir Republik Indonesia saat Perang Kemerdekaan II berkecamuk [1948-1949] setelah Perjanjian Renville.
Setelah RI merdeka dan Sri Sultan HB IX bersama Paku Alam VIII menyatakan bergabung dan mendukung RI, Pemerintah Pusat memberi sebuah Piagam Kedudukan. Inilah yang merupakan embrio Keistimewaan Yogya. Ini sebenarnya juga merupakan pengakuan, penghargaan, dan perjanjian antara RI dan pihak Kraton yang sampai saat itu berkuasa atas wilayah dan rakyat Yogya.
Sampai Reformasi 1998 bergulir, meskipun keistimewaan Yogya juga tidak jelas secara hukum, eksistensi Kraton dan kepemimpinannya terbukti mampu membawa Yogya bertumbuh. Dwi tunggal HB IX dan PA VIII menjadikan Yogya termasyur karena perjuangannya. Pada masa-masa awal Orde Baru, HB IX berperan besar untuk menyelamatkan kondisi ekonomi bangsa Indonesia. Dwi tunggal HB X dan PA IX selama ini juga telah menunjukkan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan Yogya. Semua itu telah membuktikan bahwa kerabat Kraton (Sri Sultan dan keturunannya, Paku Alam dan keturunannya) mempunyai visi, komitmen, integritas, dan kapasitas untuk memimpin Yogya.
Pada masa kemerdekaan Republik Indonesia keraton berfungsi sebagai :